Berita OPD

Kabupaten Pangandaran Merupakan Salah Satu Kabupaten Yang Rawan Bencana

Kabupaten Pangandaran Merupakan Salah Satu Kabupaten Yang Rawan Bencana

PROKOPIM - Menurut Indeks Risiko Bencana (IRBI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tingkat rawan bencana Kabupaten Pangandaran pada tingkat nasional berada di urutan ke-16, sedangkan di Provinsi Jawa Barat berada pada urutan ke-11, menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Pangandaran akan merutinkan kegiatan simulasi gempa dan tsunami di Pangandaran.

 

Demikian disampaikan Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata saat memimpin Apel Simulasi Gempa dan Tsunami.  Rabu,  26/5/2021, bertempat di Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pangandaran.
"Setiap tanggal 26 kita akan selalu mengadakan simulasi penanganan bencana,  hari ini merupakan pencanangan simulasi bencana di Kabupaten Pangandaran," ujar Bupati.

 

Turut mengikuti Apel Simulasi Gempa dan Tsunami dalam hal ini Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Ketua TP PKK Kabupaten Pangandaran, Asisten Daerah Bidang Administrasi Umum Setda, Kepala Pelaksana BPBD, Kepala Satpol PP dengan peserta simulasi dari TNI/POLRI, SKPD Terkait, relawan kebencanaan, Ormas serta masyarakat.

 

Lanjut, beliau menjelaskan beberapa hal terkait manfaat penerapan simulasi bencana di Kabupaten Pangandaran.
"Yang pertama, konsolidasi kesiapan seluruh pihak yang berkaitan dengan penanganan bencana. Yang kedua, untuk memberikan advokasi kepada masyarakat, kita hidup di daerah rawan bencana. Yang ketiga, mengecek dan membina seluruh stakeholder penanganan bencana, sarana dan prasarana," jelasnya.

 

Bupati Pangandaran juga akan melakukan pemetaan dan kerjasama dengan Pemerintah Pusat agar ketika bencana tidak menimbulkan banyak korban.
"Kita akan melakukan pemetaan dan bekerjasama dengan lembaga dari Pemerintah Pusat,  BMKG, BNPB dan lain sebagainya. Itu yang akan kita lakukan agar ketika ada bencana tidak menimbulkan terlalu banyak korban jiwa," Katanya.

 

Ia pun berharap agar seluruh peserta dapat menyerap pengetahuan dalam menghadapi suatu bencana sehingga dapat meminimalisir terjadinya korban.
“Kegiatan simulasi ini juga dapat menambah pengetahuan dan pemahaman serta pentingnya kesadaran masyarakat ketika terjadi gempa dan tsunami serta langkah apa saja yang harus dilakukan dan kemana kita mencari tempat aman, dengan harapan dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa karena masyarakat sudah siap menghadapi akan ancaman bahaya gempa dan tsunami yang bisa terjadi kapan saja,” tambahnya.

 

Di simulasi ini peserta diperkenalkan Early Warning System (EWS) berbasis aplikasi yang bernama SIRITA (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert). SIRITA adalah Aplikasi berbasis android yang akan memberikan pemberitahuan atau notifikasi berupa suara kepada pengguna jika ada perintah evakuasi dari Pemda atau BPBD ketika ada peringatan dini tsunami dari BMKG.

 

Aplikasi ini hanya aktif jika pengguna diperkirakan terdampak bencana tsunami berdasarkan perhitungan saintifik memanfaatkan pengguna geo-location, modul GPS perangkat seluler dan permodelan Tsunami BMKG. Di dalamnya juga terdapat edukasi mitigasi bencana tsunami yang dapat dibaca oleh pengguna, guna meningkatkan pemahaman terkait bencana Gempa Bumi dan Tsunami.

 

Selain itu kegiatan ini dibagi dalam beberapa Pos yaitu di Pos Airud, di Parapatan, di depan Pondok Seni dan Pos 4 di depan Hotel Century.

 

Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan

Sekretariat Daerah Kabupaten Pangandaran