Jambore dan HUT TAGANA Tingkat Nasional Dipusatkan di Pangandaran

PROKOPIM - Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata menyampaikan terimakasih kepada Kementerian Sosial dan seluruh anggota tagana yang telah mengadakan Jambore dan hari ulang tahun Taruna Siaga Bencana (TAGANA) ke-17 tingkat Nasional di Kabupaten Pangandaran.
Menurutnya hal ini berkaitan dengan keberadaan Kabupaten Pangandaran yang memiliki resiko kebencanaan cukup tinggi, ungkapnya saat pidato pada acara puncak HUT Tagana ke-17 yang dipusatkan di Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021).
“Sebagai daerah otonomi baru, sebagai daerah yang indek kebencanaannya tinggi, tentu hari ini saya mengucapkan terimakasih atas kehadiranya bapa/ibu di Kab. Pangandaran”, ungkapnya.
Kegiatan ini di hadiri Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia, Stap Khusus Kementrian Sosial, Kepala Dinas Sosial Prov. Jawa barat, Ibu Susi Pudjiastusti, Wakil Bupati Pangandaran, Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Pangandaran, Forkopimda Kab. Pangandaran dan undangan lainnya.
Lanjutnya hal ini merupakan satu kehormatan kebanggaan warga pangandaran sekaligus menjadi motivasi untuk memantapkan pembangunan.
Ia pun bersama seluruh jajaran Pemerintah dan stakeholder terkait kebencanaan akan terus berupaya membangun kelembagaan dan memberikan sosialisasi tentang kebencanaan kepada masyarakat.
“Ini menjadi motivasi bagi kami untuk memantapkan kelembagaan kebencanaan di Kabupaten Pangandaran sampai dengan tingkat desa”, ujarnya.
Kabupaten Pangandaran sendiri mempunyai garis pantai 91 km yang berada di 6 kecamatan, gambaran topografi Kabupaten Pangandaran terletak pada lahan dengan keadaan morfologi datar bergelombang sampai pegunungan dengan ketinggian bervariasi antara 0 – 2.000 m di atas permukaan laut, pada tahun 2019 Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Kabupaten Pangandaran sendiri menempati urutan ke-16 dari 514 Kabupaten/ Kota se-Indonesia dan menempati urutan ke- 5 di Provinsi Jawa Barat.
Sementara itu Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan keberadaan tagana yang dalam bekerja menolong masyarakat selalu tanpa pamrih.
"Pertama kali, saya menjadi saksi bagaimana para Tagana di berbagai daerah menjadi orang yang pertama saat terjadi bencana. Mereka bekerja dalam sepi, tidak ada orang yang meliput, tidak ada yang tau siapa yang bekerja. Tagana seolah tidak ada, tapi Tagana hadir nyata di masyarakat", ujarnya.
Lanjutnya pihaknya akan mendorong kearifan lokal untuk menjadi salah satu cara menangani dalam kebencanaan.
“Jadi sekarang kita mulai dorong untuk kearifan lokal, karena ternyata dengan kearifan lokal banyak contoh bisa menyelamatkan warga dari bencana kematian atau luka diakibatakan bencana, kemudian ada pelibatan anak-anak sekolah jadi mulai kecil mereka diajarkan kalau terjadi bencana sehingga akan membekas samapi mereka dewasa”, jelasnya.
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan
Sekretariat Daerah Kabupaten Pangandaran