Artikel

UPAYA MENG”EMAS”KAN LIMBAH CANGKANG KERANG PANGANDARAN

UPAYA MENG”EMAS”KAN LIMBAH CANGKANG KERANG PANGANDARAN

“Habis enak, cangkang dibuang. Itulah nasib Sang Kerang.” Mungkin hanya orang-orang yang merasa alergi seafood yang tidak mau makan kerang. Selebihnya, siapapun pasti mengetahui kelezatan hidangan makanan dari kerang. Ada banyak jenis kerang yang dapat dinikmati dari hasil perairan di Kabupaten Pangandaran seperti kerang taritip, kerang hijau, kerang batak dan susuh. Luas laut yang mencapai 67.340 Ha dari luas wilayah Kabupaten Pangandaran yaitu 168.509 Ha, serta memiliki bentgang garis pantai sepanjang 91 km  menjadi salah satu surga tempat hidupnya kerang-kerangan. Selain menjadi potensi unggulan Kabupaten Pangandaran, jika tidak dikelola dengan benar, kerang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan berupa sampah/limbah yang berasal dari cangkang kerang. Sampah ini sebagian besar berasal dari limbah restoran sea food dan hotel serta aktivitas nelayan atau masyarakat lainnya yang mengupas kerang dan hanya mengambil bagian dagingnya untuk kemudian dijual.  Limbah cangkang kerang ini sebagian besar masih dibuang di alam terbuka secara liar.

 

Pemanfaatan limbah cangkang kerang  saat ini yang masih sangat terbatas dengan hanya digunakan untuk bahan kerajinan. Hal ini membuat beberapa area yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian malah tertutup dengan timbunan limbah cangkang kerang. Permukaannya yang relatif  tajam juga dapat membahayakan, selain dapat mengganggu kenyamanan dan merusak pemandangan. Untuk terurai alami, cangkang kerang membutuhkan waktu hingga belasan tahun.

 

Kondisi limbah cangkang kerang yang tidak ditangani dengan benar ini juga dapat menghasilkan bau yang tidak sedap dan dapat menjadi sarang hidup bakteri Escherichia coli sehingga mengundang datangnya kawanan tikus dan serangga yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pencernaan seperti muntaber dan diare, penyakit kuning, penyakit cacing perut, malaria, demam berdarah dan lain sebagainya.  Selain dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan, limbah cangkang kerang yang tidak terolah, tidak menutup kemungkinan turut menjadi batu sandungan upaya pengembangan visi  kepariwisataan di Kabupaten Pangandaran.

 

Bank Sampah Induk Sahate Pangandaran berupaya turut andil dalam upaya mewujudkan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Hal tersebut demi tercapainya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan di Kabupaten Pangandaran. Prinsip-prinsip ekonomi sirkular yang dipegang tidak hanya dijalankan untuk penanganan sampah-sampah non organik tetapi juga mencakup pengelolaan sampah organik termasuk limbah cangkang kerang. Salah satu caranya yaitu dengan mengolahnya menjadi bubuk cangkang kerang (calm shell powder) yang tinggi kalsium dan bernilai ekonomi tinggi untuk kemudaian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak dan pemanfaatan lainnya

 

Menurut Journal of Science and Social Development, Vol. 2 No. 2 Desember 2019, kandungan kalsium yang tinggi pada tepung cangkang kerang dapat memenuhi jumlah kalsium pada pakan ternak unggas. Tepung cangkang kerang yang kaya kalsium dan mineral dapat berfungsi untuk pembentukan tulang dan penguatan tulang pada proses pertumbuhan hewan, membantu pengolahan makanan pada tembolok, meningkatkan daya tetas telur dan menguatkan cangkang telur, sehingga menghasilkan kualitas daging dan telur yang maksimal.g

 

Cangkang kerang juga diketahui mengandung kalsium karbonat, yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Pupuk ini membantu meningkatkan pH tanah, mengurangi keasaman, dan memperbaiki struktur tanah. Pupuk cangkang kerang juga membantu mencegah defisiensi kalsium pada tanaman, yang dapat menyebabkan kerusakan akibat penyakit seperti penyakit busuk ujung tomat. Cangkang kerang juga mengandung chitosan, senyawa yang dapat meningkatkan sistem pertahanan tanaman terhadap penyakit sehingga dapat menjadi pestisida alami. Cangkang kerang dapat dimanfaatkan sebagai pembersih noda pada permukaan seperti porselen, keramik, logam, dan kaca tanpa merusaknya serta lebih ramah lingkungan.

Saat ini Bank Sampah Induk Sahate Pangandaran dapat mengolah limbah cangkang kerang menjadi bubuk cangkang kerang mencapai 4-6 kuintal per hari. Alat utama yang digunakan adalah  disk mill yaitu mesin penepung yang  berfungsi menggiling bahan-bahan seperti biji-bijian, daun, sekam padi (dedak/bekatul) dan bahan-bahan kering lainnya yang telah dimodifikasi terlebih dahulu agar dapat digunakan untuk menggiling cangkang kerang menjadi tepung dengan satu kali proses. Karena cangkang kerang termasuk bahan yang memiliki kekerasan tinggi sehingga mesin penggilingnya dimodifikasi dengan tambahan pisau serta berbahan baja agar lebih kuat.

 

Gagasan inovatif ini tentu perlu didukung banyak pihak agar upaya-upaya meng'emas'kan limbah cangkang kerang Pangandaran dapat semakin berkembang.

 

by Kuswan : Patriot Desa Pangandaran