Artikel

Harumandala, Desa dengan Potensi Besar untuk Pengembangan Tanaman Hortikultura

Harumandala, Desa dengan Potensi Besar untuk Pengembangan Tanaman Hortikultura

Desa Harumandala memiliki potensi alam yang sangat mendukung pengembangan tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura mencakup berbagai jenis sayuran, buah-buahan, tanaman hias, hingga tanaman herbal yang umum ditemui sehari-hari, seperti bayam, kangkung, pisang, jeruk, jahe, dan kunyit. Selain memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, tanaman hortikultura juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga berpeluang menjadi usaha yang menjanjikan, terutama di wilayah pedesaan.

 

Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Desa Harumandala, Bapak Anton, menjelaskan bahwa masa panen tanaman hortikultura relatif singkat, sehingga mudah dipasarkan maupun dikonsumsi langsung. Selain itu, kondisi udara yang sejuk dan tanah yang subur menjadikan desa ini sangat cocok untuk membudidayakan berbagai jenis tanaman hortikultura. Keberadaan sumber air dari sungai dan mata air juga menjadi keunggulan tersendiri dalam mendukung penyiraman tanaman, khususnya sayuran yang membutuhkan pasokan air secara rutin.

 

Potensi lahan di Harumandala masih sangat besar, dengan banyak area yang belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan-lahan tersebut dapat diolah menjadi kebun sayur, kebun buah, atau kebun tanaman hias, baik untuk skala rumah tangga maupun melalui pengelolaan bersama kelompok tani. Mayoritas masyarakat setempat memiliki latar belakang sebagai petani, sehingga adaptasi terhadap hortikultura dapat dilakukan dengan cepat. Selain itu, panorama alam Harumandala yang indah dapat dipadukan dengan kebun hortikultura untuk mengembangkan sektor agrowisata, di mana wisatawan dapat menikmati pemandangan, memetik sayur atau buah, serta merasakan udara segar pedesaan.

 

Pengembangan hortikultura di Harumandala memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada telah memberikan kontribusi awal melalui pelatihan pembuatan dan pengelolaan tanaman hidroponik, serta pembuatan pestisida alami berbahan kunyit, lengkuas, lidah buaya, dan daun sirsak. Pelatihan ini bermanfaat untuk melindungi tanaman hortikultura, seperti cabai, dari serangan hama.

 

 

Selain itu, warga juga dibekali keterampilan membuat eco-enzyme dari limbah organik rumah tangga dan pembuatan kompos dari daun kering serta limbah sayur. Eco-enzyme dihasilkan dari fermentasi limbah sayuran dan buah-buahan yang dicampur gula merah selama tiga bulan, sedangkan kompos dibuat menggunakan wadah komposter atau drum dengan tambahan aktivator mikroba. Warga juga mendapatkan pelatihan manajemen dan kelembagaan petani, yang mencakup perencanaan usaha tani, perhitungan biaya, pendapatan, dan keuntungan, sebagai bekal untuk mengelola hasil panen secara berkelanjutan.

 

 

Dengan dukungan sumber daya alam yang melimpah, pengalaman masyarakat dalam bertani, serta pemanfaatan lahan secara optimal, Desa Harumandala berpeluang besar menjadi desa hortikultura yang mandiri, produktif, dan menjadi contoh pengembangan pertanian modern berbasis potensi lokal.

 

 


Penulis : Nawa Ayu Wuranggani

Kontributor : Divisi Desain dan Dokumentasi Baraya Cigugur 2025

Editor : Diskominfo Kab. Pangandaran